Diambil dari buku Sirah Nabawiyah (Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri)
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah adalah
dengan menyeru kepada kerabat-kerabat dekat yaitu Bani Hasyim. Abu Thalib
berjanji bahwa mereka akan tetap melindungi Rasulullah selagi mereka masih
hidup namun sayangnya itu tidak terjadi pada Abu Lahab. Setelah merasa yakin
terhadap janji Abu Thalib, Rasulullah pun menyeru kepada suku Quraisy mengenai
tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada Hari Akhirat di atas
Bukit Shafa. Lagi-lagi Abu Lahab mencela beliau hingga pada akhirnya turunlah
surat Al-Lahab karena peristiwa tersebut. Seruan beliau terus bergema di
seantero Makkah, hingga kemudian turun surat Al-Hijr:94 yang membuat beliau
semakin bersemangat untuk bangkit dan menyerang berbagai khufarat dan
kebohongan syirik yang sama sekali tak bernilai. Karena hal ini, kaum Quraisy
pun mendatangi paman beliau, Abu Thalib dan meminta agar Abu Thalib
menghentikan semua yang dilakukan Rasulullah, namun sayangnya Abu Thalib
menolak.
Begitu
tahu bahwa Muhammad saw. sama sekali tidak menghentikan dakwahnya maka
orang-orang Quraisy pun melakukan berbagai cara untuk menghadang dakwah. Mulai
dari melecehkan orang-orang muslim, menjelek-jelekkan ajaran beliau bahkan
sampai berani melawan Al-Qur’an. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan berbagai
macam tekanan kepada Rasulullah. Seperti istri Abu Lahab, Ummu Jamil binti Harb
bin Umayyah yang berniat untuk melempar batu kepada Rasulullah, Uqbah bin Abu
Mu’ith yang berhasil meletakkan kotoran onta dipundak beliau ketika beliau
sedang sujud, hingga berani meludahi wajah beliau. Tidak hanya Rasulullah,
bahkan orang-orang yang baru saja masuk Islam pun mendapat siksaan yang sangat
menyedihkan. Langkah bijaksana yang diambil Rasulullah dalam menghadapi
berbagai tekanan itu, beliau melarang orang-orang muslim menampakkan
ke-Islamannya, baik perkataan maupun perbuatan. Tetapi Rasulullah tetap
menampakkan dakwahnya dan ibadah di
tengah orang-orang musyrik, dan sama sekali tidak mengurangi aktivitas
tersebut. Tempat tinggal Al-Arqam bin Abil-Alqam Al-Makhzumi menjadi markas
dakwah beliau.
Hingga
pada suatu saat Rasulullah memerintahkan agar beberapa orang Muslim hijrah ke
Habasyah untuk menyelamatkan diri dan berdakwah disana. Karena hal ini Quraisy
pun mengancam akan terjadi pembunuhan diantara mereka dan kaum Abu Thalib jika
Abu Thalib tidak mau menghentikan Rasulullah. Satu hal yang membuat kaum
Quraisy tercengang adalah peristiwa Hamzah bin Abdul-Muthalib dan Umar bin
Al-Khaththab masuk Islam. Utusan terakhir yang menemui Abu Thalib sebelum Abu
Thalib meninggal berhasil bertemu dengan Rasulullah. Namun, dipertemuan
tersebut Rasulullah berkata bahwa kaum Quraisy akan bisa merajai bangsa Arab
dan non-Arab dengan syarat mereka mau mengucapkan La ilaha illallah. Hal ini semakin menambah gusarnya kaum Quraisy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar